MALANG, SUARAGONG.COM – Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, telah menemukan cara cerdas untuk mengoptimalkan lahan tidur yang sebelumnya tidak terpakai. Dengan kolaborasi masyarakat, kini lahan tersebut dimanfaatkan untuk menanam buah melon, yang tidak hanya memberikan hasil melimpah, tetapi juga meningkatkan perekonomian desa. Pengelolaan lahan kas desa oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) setempat telah menunjukkan keberhasilan dalam budidaya melon yang patut dicontoh.
Transformasi Lahan Tidur
Lahan tidur merupakan tanah yang tidak terkelola dan tidak menghasilkan manfaat ekonomi. Di Kecamatan Pakisaji, para petani dan anggota Pokmas menyadari potensi besar dari lahan ini. Dalam kurun waktu enam bulan, mereka berhasil mengubah lahan yang tidak produktif menjadi kebun melon yang subur. Hasil panen yang didapat pun sangat mengesankan: sekitar 5 kuintal setiap kali panen.
Produktivitas Tinggi
Dengan pemeliharaan yang baik dan teknik budidaya yang tepat, kebun melon di Pakisaji telah menunjukkan produktivitas yang luar biasa. Umumnya, buah melon yang dikembangkan dengan metode konvensional baru bisa dipanen setelah berumur tiga bulan. Namun, melon yang dikembangkan di dalam green house di daerah ini sudah bisa dipanen dalam waktu 2,5 bulan. Dalam setiap siklus panen, yang berlangsung setiap tiga bulan, kebun ini bisa memproduksi sekitar 700 kilogram melon. Hasil panen sekitar tiga bulan lalu mencapai 4,6 kuintal dengan kualitas buah yang sangat baik. Buah melon ini kemudian dipasarkan kepada masyarakat dengan harga yang kompetitif, yaitu Rp23 ribu per kilogram.
Manfaat Ekonomi untuk Desa
Budidaya melon ini tidak hanya memberikan hasil panen yang melimpah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes). Dengan adanya penjualan melon, desa dapat meningkatkan perekonomian lokal dan memperkuat keuangan desa. Uang yang dihasilkan dari penjualan melon dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Kontribusi Terhadap Penanganan Stunting
Lebih dari sekadar meningkatkan perekonomian desa, hasil panen melon ini juga dimanfaatkan untuk penanganan stunting di Desa Pakisaji. Setidaknya, Rp 1 juta akan diberikan kepada kader stunting untuk digunakan membeli telur dan daging. Dengan cara ini, green house-nya juga berkontribusi untuk mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak.
Baca juga: Petik Melon di Pakisaji: Upaya Atasi Stunting dan Ketahanan Pangan
Kolaborasi dan Partisipasi Masyarakat
Keberhasilan budidaya melon di Kecamatan Pakisaji tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi masyarakat. Pokmas setempat berperan aktif dalam pengelolaan lahan, mulai dari penanaman, perawatan, hingga panen. Ini mencerminkan semangat gotong royong yang kental di tengah masyarakat. Selain itu, pelatihan dan pendampingan dari pemerintah daerah juga turut berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.
Tantangan dan Solusi
Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa budidaya melon ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi hasil panen. Namun, para petani telah belajar untuk mengatasi masalah ini dengan mengadopsi praktik pertanian yang lebih adaptif, seperti pemilihan varietas melon yang tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Inovasi Pertanian Berkelanjutan
Untuk menjaga keberlanjutan produksi, kelompok masyarakat juga mulai menerapkan teknik pertanian berkelanjutan. Mereka belajar tentang penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama secara alami, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Langkah-langkah ini tidak hanya menjamin kualitas melon yang dihasilkan, tetapi juga melestarikan ekosistem lokal.
Masa Depan Budidaya Melon di Pakisaji
Dengan keberhasilan yang telah dicapai, masa depan budidaya melon di Kecamatan Pakisaji tampak cerah. Rencana pengembangan lahan untuk budidaya melon lebih luas lagi pun mulai dibahas. Para petani berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pasar penjualan, baik di tingkat lokal maupun regional. Selain itu, upaya untuk meningkatkan branding produk melon Pakisaji sebagai buah berkualitas tinggi juga menjadi fokus utama.
Lahan tidur di Kecamatan Pakisaji telah bertransformasi menjadi kebun melon yang produktif berkat kerjasama masyarakat dan pengelolaan yang baik. Hasil panen yang melimpah tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian desa. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan inovasi dapat mengubah tantangan menjadi peluang, serta memperkuat kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Dengan terus menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, Kecamatan Pakisaji siap untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah. (ind/rfr)