Categories: News

Program MBG Pada Kantin Sekolah, Pedagang Resah

Kota Malang, SUARAGONG.COM – Program MBG pada kantin sekolah, Pedagang resah karena omset turun. Begitulah yang terjadi saat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru bergulir selama tiga hari di SDN 3 Lowokwaru Kota Malang sudah berdampak pada pedagang kantin sekolah yang mengeluhkan penurunan omzet sebagai imbasnya.

Menurut penjual makan dan minuman di kantin di SDN 3 Lowokwaru bernama Sringavi, Ia mengatakan bahwa di Kota Malang yang mengalami penurunan pendapatan.

Baca Juga: Komunitas Sabtu Membaca: Mendorong Semangat Literasi di Kota Malang

Apa yang diresahkan pedagang?

Perempuan berusia 41 tahun tersebut menjelaskan jumlah penurunan sekitar 30 hingga 35 persen, bahkan ada menu yang kini terpaksa harus dikurangi.

Ia sudah memperkirakan pula bahwa pasti akan ada dampak bagi para pedagang kantin sekolah. Ia menceritakan bahwa umumnya saat istirahat kedua, sudah tidak banyak murid yang membeli jajanan mereka.

Pihaknya mengaku sudah 2 tahun berjualan di SDN 3 Lowokwaru, Kota Malang. Memang program makan bergizi gratis di SDN tersebut sudah dilakukan uji coba di bulan Agustus tahun lalu, sehingga para pedagang kantin merasakan dampaknya.

Sringavi sebenarnya mendukung program tersebut. Hanya saja menunya yang tidak disukai banyak murid. Sehingga banyak makanan dari MBG yang sering dibuang oleh mereka.

Menurut saya kenapa tidak dikasihkan ke orgtuanya. Nanti biar orangtua yang mengelola sendiri sesuai keinginan anaknya,”tandasnya.

Baca Juga: TIM Politeknik Negeri Malang Adakan Pelatihan Pembuatan Bakso Jamur Tiram dan Tepung Kacang Merah di Dinoyo Royal Park Malang

Program MBG pada kantin sekolah bagi pedagang

Ia menjelaskan bahwa prinsip utama dari program MBG ini adalah kecukupan gizi untuk anak, kebersihan makanan, dan pemberdayaan ekonomi. Oleh karena itu, keluhan dari kantin sekolah akan menjadi bahan pembahasan lebih lanjut.

Mengenai keterlibatan pedagang kantin dalam program MBG ini pihaknya menyampaiakan jika nantinya akan kesusahan dalam pengelolaan menunya. Karena setiap pedagang menunya berbeda beda.

“Kalau yang mengelola kantin itu agak ribet, nanti tidak tau pembagian hasilnya nanti bagaimana. Soalnya takutnya nanti ada kecemburuan sosial dari para penjual,”imbuhnya. (Fat/PGN)

Baca Artikel Berita Terupdate Lainnya dari Suaragong di Google News.

 

Pangestu Galih Narendra

Recent Posts

Demam Koin Jagat: DLH & Satpol PP Kota Batu Waspada

BATU, SUANG.COM - Gempar fenomena Koin Jagat, sebuah koin digital dengan kode redeem yang dapat…

1 hour ago

Pemkab Malang Akan Tambah 29 Unit Alat Angkut Sampah Tahun ini

MALANG, SUARAGONG.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) merencanakan penambahan 29…

1 hour ago

Pj. Wali Kota Batu: Antisipasi Meningkatnya Debit Air di Musim Hujan

BATU, SUARAGONG.COM - Memasuki Musim Hujan, Kota batu menjadi sangat rawan akan ancaman bencana Hidrometeorologi.…

1 hour ago

Kota Batu Resmi Jadi Venue 15 Cabor di Porprov Jatim 2025

BATU, SUARAGONG.COM - Sebanyak 15 cabang olahraga (cabor) dalam Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov…

2 hours ago

Laka Terjadi di Kawasan Suhat, Mobil Tabrak Gerobak Nasgor

Kota Malang, SUARAGONG.COM - Sebuah laka terjadi semalam di kawasan Suhat (Soekarno-Hatta), Malang, sekitar pukul 00.30…

4 hours ago

Kuota Calon Haji Kota Malang Naik 13,4 Persen Tahun Ini

Kota Malang, SUARAGONG.COM - Dinas Agama Kota Malang memutuskan bahwa Kuota calon haji Kota Malang…

8 hours ago