MALANG, SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota Malang terus berupaya mengatasi permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan menggelar Rapat Koordinasi Teknis Pendidikan pada Senin (4/11). Rapat ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah strategis dalam menurunkan angka ATS yang teridentifikasi mencapai 5.243 anak. Dalam kesempatan tersebut, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menegaskan bahwa masalah ATS menjadi salah satu prioritas utama bagi Pemkot Malang.
“Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan, dan sudah seharusnya kami memberi perhatian serius pada masalah ATS ini. Kami harus mencari solusi yang tepat agar anak-anak ini bisa melanjutkan pendidikan mereka.” Ujar Erik dalam rapat tersebut.
Erik juga menjelaskan bahwa penyebab ATS sangat bervariasi. Mulai dari faktor pribadi anak, seperti keinginan untuk menikah atau bekerja. Hingga kendala eksternal seperti jarak yang jauh dari sekolah dan biaya transportasi yang tidak terjangkau. Beberapa anak juga mengalami disabilitas yang membuat mereka kesulitan mengikuti pendidikan formal.
“Penyebabnya memang banyak. Ada yang ingin bekerja, ada yang ingin menikah, dan ada pula yang merasa biaya untuk sekolah terlalu mahal. Ini tentu akan menjadi acuan kami dalam mencari solusi.” Lanjut Erik.
Pemkot Malang berencana mengimplementasikan beberapa program untuk mengurangi jumlah ATS. Salah satunya adalah pemberian beasiswa untuk anak-anak yang tidak mampu. Beasiswa tersebut tidak hanya berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah. Namun juga hingga tingkat perguruan tinggi.
“Kami juga telah menyiapkan beasiswa untuk anak-anak yang tidak mampu hingga perguruan tinggi. Ini adalah langkah kami untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi mereka agar bisa melanjutkan pendidikan.” Ungkap Erik.
Baca juga: Iwan Kurniawan Instruksikan Intervensi Anak Tidak Sekolah
Pemkot Malang Membuat Satgas ATS
Selain itu, Pemkot Malang juga akan membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menangani masalah ATS. Satgas ini akan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait. Termasuk Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Dinas Sosial P3AP2KB. Serta Dispendukcapil, untuk menangani permasalahan ini secara komprehensif. Langkah ini diharapkan juga bisa menekan angka pernikahan usia dini yang turut menjadi salah satu faktor penyebab ATS di Kota Malang.
“Seperti yang kami temukan di Kecamatan Kedungkandang, banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah karena keinginan untuk bekerja atau menikah muda. Hal ini tentu menjadi perhatian kami, dan kami berharap satgas ini bisa membantu menyelesaikan masalah tersebut.” Kata Erik.
ATS di Kota Malang Jadi Prioritas Pemkot
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, menjelaskan bahwa meskipun jumlah ATS di Kota Malang terbilang rendah dibandingkan kota lainnya, masalah ini tetap menjadi prioritas. Dari total 5.243 anak ATS, sekitar 700 anak sudah terdaftar dalam Pendidikan Keaksaraan Masyarakat (PKBM) dan telah kembali bersekolah.
“Data ATS ini bersifat dinamis. Kami terus berupaya untuk mengajak anak-anak yang sudah bekerja agar kembali melanjutkan pendidikan mereka. Kami juga menggabungkan program pendidikan dengan kerja, agar mereka bisa tetap bekerja sambil bersekolah.” Jelas Suwarjana.
Pemkot Malang juga telah mengalokasikan anggaran sekitar 700 juta rupiah pada APBD 2025 untuk menangani masalah ATS. Suwarjana menambahkan bahwa meski anggaran yang dibutuhkan tidak melebihi 1 miliar rupiah, pihaknya tetap berkomitmen untuk mencapainya.
“Anggaran ini cukup untuk mendukung berbagai program yang sudah kami rencanakan. Dan kami akan terus berusaha agar semua anak yang tidak sekolah bisa segera kembali belajar.” Tambah Suwarjana.
Menurutnya, meskipun masalah ATS di Kota Malang tidak sebesar di kota lain, Pemkot Malang tetap berkomitmen untuk menuntaskan masalah ini pada tahun 2024 sesuai dengan instruksi dari Pj Walikota.
“Ini adalah tugas besar yang harus kami tuntaskan tahun ini. Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak.” Tutup Suwarjana.
Pemkot Malang berharap melalui kolaborasi antar instansi dan berbagai program yang telah dirancang, masalah ATS di Kota Malang bisa segera teratasi. Sehingga memberikan peluang yang lebih baik bagi generasi muda untuk mengenyam pendidikan yang layak. (fat/rfr)
Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news