MALANG, SUARAGONG.COM – Pengelolaan sampah dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) semakin penting di tengah tantangan sampah yang dihadapi Indonesia. Salah satu inisiatif edukasi pengelolaan sampah dilakukan di TPST 3R Mulyoagung Bersatu di Kabupaten Malang, yang diinisiasi oleh Dr. Mochammad Junus dan Indra Lukmana Putra, M.M dua akademisi dari Politeknik Negeri Malang.
Program ini adalah bentuk nyata dari penerapan Tridarma Perguruan Tinggi Vokasi dalam pengabdian masyarakat. Bertujuan untuk mengedukasi warga setempat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebenarnya menawarkan alternatif pengolahan sampah yang mampu mengurangi beban lingkungan. Tetapi kenyataannya belum dikenal dan diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Nugraha Wijayanto, M.M Wakil Pengelola TPST 3R Mulyoagung Bersatu sekaligus edukator, menjelaskan bahwa edukasi kepada masyarakat adalah kunci dalam menekan volume sampah dari hulu ke hilir.
“Hilirisasi dan reduksi sampah dapat dilakukan jika masyarakat memahami betul konsep dan praktik pengelolaan sampah 3R.” Ujarnya.
Peran Akademisi
Dalam pelaksanaan program ini, para akademisi juga berperan memberikan kesadaran akan pentingnya kontribusi keilmuan dalam pengelolaan lingkungan. Dr.Mochammad Junus, misalnya, memfokuskan keahliannya pada energi terbarukan dan keberlanjutan. Dengan tujuan menciptakan solusi inovatif bagi pengelolaan sampah melalui pemantauan gas, suhu. Serta manajemen sampah yang lebih efisien.
Menurutnya, TPST 3R Mulyoagung Bersatu memiliki visi dan misi yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sampah saat ini. Ia menambahkan bahwa edukasi kepada masyarakat merupakan wujud nyata dari pengabdian perguruan tinggi yang memiliki dampak jangka panjang bagi lingkungan.
Di sisi lain, Indra Lukmana Putra, M.M menyoroti aspek ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah. Ia mengedepankan pentingnya efisiensi dan efektivitas dalam manajemen keberlanjutan melalui pendekatan akuntansi yang cermat. Baginya, pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari sisi teknis. Tetapi juga dari segi ekonomi hijau yang dapat mendukung keberlanjutan ekonomi masyarakat sekitar. Indra berpendapat bahwa keberhasilan pengelolaan sampah akan lebih efektif. Jika dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat melalui program seperti pemanfaatan kembali sampah yang memiliki nilai ekonomis.
Kolaborasi Praktisi
Selain keterlibatan akademisi, kolaborasi ini juga menggandeng praktisi dan sektor industri. Salah satunya Nurefa Maulana, M.A Direktur PT. Enha Bena Nusantara. Sebagai perwakilan sektor industri, Nurefa melihat peluang besar dari pengembangan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah.
Menurutnya, kemitraan antara akademisi, praktisi, industri, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan perubahan nyata dalam perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah. Kehadiran pihak industri juga membantu mendanai dan mendukung keberlangsungan program edukasi ini. Yang juga merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Dalam rangka memperkuat kolaborasi ini, Forum Grup Diskusi lintas akademisi, praktisi, industri, dan masyarakat juga telah dibentuk. Forum ini bertujuan untuk menyatukan berbagai pihak dalam diskusi dan perencanaan program edukasi lingkungan.
Melalui diskusi ini, berbagai ide dan solusi inovatif terus dikembangkan untuk menjawab tantangan pengelolaan sampah. Salah satu program unggulan yang dihasilkan dari forum ini adalah pembuatan alat pres sampah. Serta pemanfaatan gas metana yang dihasilkan dari sampah organik di TPST 3R Mulyoagung Bersatu.
Pengoptimalan pemanfaatan gas metana menjadi salah satu langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif dari sampah organik. Gas metana dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang dapat digunakan masyarakat sekitar. Inovasi ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan. Tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar yang dapat menggunakan gas tersebut untuk keperluan sehari-hari.
Keterlibatan Aktif Masyarakat
Program ini juga mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pengelolaan sampah. Edukasi kepada masyarakat diberikan secara langsung melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi. Salah satu fokus utama dari edukasi ini adalah memberikan pemahaman tentang cara memilah sampah rumah tangga agar sampah yang masuk ke TPST sudah dalam kondisi yang siap diproses. Dengan adanya edukasi ini, masyarakat diharapkan mampu memahami dan menerapkan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Sehingga dapat membantu mengurangi beban pengelolaan sampah di TPST.
Dampak dari program ini tidak hanya dirasakan oleh TPST 3R Mulyoagung Bersatu dan masyarakat sekitar, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi Politeknik Negeri Malang dalam mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi Vokasi. Melalui pengabdian masyarakat ini, perguruan tinggi dapat berkontribusi langsung dalam memberikan solusi nyata bagi permasalahan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Keberhasilan program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk mengembangkan model pengelolaan sampah berbasis komunitas. Dalam jangka panjang, edukasi dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat menciptakan kesadaran yang berkelanjutan, sehingga perilaku ramah lingkungan dapat terwujud di setiap lini masyarakat.
Secara keseluruhan, inisiatif edukasi sampah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu merupakan bukti nyata dari sinergi antara akademisi, industri, dan masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak, tantangan pengelolaan sampah dapat diatasi secara berkelanjutan. (Ind/rfr)
Baca Juga : Gaes !!! Pemkab Bogor Apresiasi Pengelolaan Sampah di Malang sebagai Contoh
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news