MALANG, SUARAGONG.COM – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, S.T., M.M., mengungkapkan bahwa inflasi di Kota Malang saat ini berada dalam kondisi yang terjaga dan terkendali. Pernyataan tersebut disampaikan seusai menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik Bulan Oktober 2024 yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di NCC Balaikota Malang pada Selasa (1/10).
Menurut data yang dipresentasikan, pada bulan September 2024, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi yang tercatat pada bulan yang sama tahun lalu. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi, dengan andil sebesar 0,18 persen, diikuti oleh kelompok transportasi yang menyumbang 0,02 persen.
“Terkait inflasi untuk Kota Malang, tetap terjaga dan terkendali. Artinya, di posisi September, inflasi tercatat 1,83% dan saat ini turun menjadi 1,67%. Ini merupakan kondisi yang sangat terkendali dengan baik.” Ujar Iwan Kurniawan, menunjukkan rasa optimisnya terhadap keadaan ekonomi kota.
Baca juga: Pj. Iwan Jamin Ketersediaan Bahan Pokok Jelang Pilkada 2024
Harapan Pj. Wali Kota Iwan Kurniawan
Pj. Wali Kota menekankan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari kerjasama yang solid antara berbagai pihak. Baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah. Ia berharap kinerja pengendalian inflasi yang baik ini dapat terus dipertahankan hingga akhir tahun 2024.
“Saya berharap pengendalian inflasi dari semua lini untuk tetap konsisten dan waspada. Ada beberapa catatan, sektor-sektor yang sangat mempengaruhi inflasi, perlu menjadi perhatian kita bersama.” Tambahnya.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, turut memberikan pandangannya terkait deflasi yang terjadi. Ia menjelaskan bahwa penurunan harga komoditas pangan pada bulan September menjadi faktor utama.
“Komoditas cabai rawit mengalami penurunan harga, karena saat ini sedang musim panen, yang menyebabkan stok melimpah. Namun, bawang merah mengalami inflasi karena stoknya yang langka.” Ungkap Umar.
Kontribusi Komoditas Lain Terhadap Inflasi
Sebagai catatan, cabai rawit berkontribusi sebesar 0,10 persen terhadap deflasi, diikuti oleh komoditas lain seperti beras (0,02 persen), tomat (0,01 persen), cabai merah (0,04 persen), telur ayam ras (0,02 persen), dan daging ayam ras (0,02 persen). Namun, beberapa komoditas lain seperti emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan tarif rumah sakit mengalami inflasi year-on-year pada bulan September 2024.
Sementara itu, terkait dengan sektor pariwisata, data menunjukkan bahwa tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang mengalami penurunan sebesar 2,95 poin dibandingkan bulan Juli 2024. Begitu juga dengan hotel non-bintang yang turun sebesar 0,41 poin. Menanggapi hal ini, Iwan Kurniawan menegaskan pentingnya mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.
“Kami akan terus mendukung pertumbuhan pariwisata melalui berbagai acara, termasuk sport tourism. Kami juga akan meningkatkan sarana dan fasilitas untuk menambah kenyamanan pengunjung. Harapannya, ini dapat meningkatkan durasi inap wisatawan di Kota Malang dan mendongkrak Pendapatan Asli Daerah.” Kata Iwan optimis.
Dengan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, Kota Malang berharap dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mengoptimalkan potensi pariwisata, sehingga membawa dampak positif bagi masyarakat. Iwan Kurniawan menegaskan bahwa kolaborasi adalah kunci dalam mengatasi tantangan yang ada. (Prokopim/rfr)