Site icon – Malang Raya

Gaes !!! ICIED ke-9: Inovasi Pendidikan Islam

ICIED ke-9: Inovasi Pendidikan Islam (UIN Malang/Media Suaragong)

ICIED ke-9: Inovasi Pendidikan Islam (UIN Malang/Media Suaragong)

MALANG, SUARAGONG.COM – Pada Kamis, 24 Oktober 2024, berlangsung pembukaan 9th International Conference on Islamic Education (ICIED) yang diadakan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Konferensi ini mengundang enam pakar pendidikan internasional untuk membahas tantangan dan inovasi dalam pendidikan Islam, dengan tema utama “Exploring Contemporary Challenges and Innovation in Education.”

Para pembicara yang hadir adalah para ahli ternama, antara lain Prof. Dr. Ahmad Zabidi Abdul Razak dari Universiti Malaya, Danwei Gao, Ph.D dari Queensland University of Technology, Prof. Dr. Bilal Aybakan dari Ibn Haldun University, dan beberapa akademisi lainnya dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkaya wawasan peserta tentang isu-isu terkini dalam pendidikan.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag, yang mewakili rektor, membuka acara dengan menyatakan bahwa sub tema konferensi sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini.

“Sub tema ini menarik karena menjadi jawaban dari berbagai isu terkini yang bersentuhan langsung dengan pendidik di lingkungan Asia Tenggara,” Ungkapnya.

Baca juga: UNISMA Kolaborasi dengan Chandigarh University untuk Pendidikan Berkualitas

Plenary Session: Menjelajahi Berbagai Topik

Konferensi dibagi menjadi dua sesi plenary, masing-masing dengan fokus yang berbeda. Di plenary pertama, Prof. Dr. Ahmad Zabidi Abdul Razak membahas tentang perjalanan mencari beasiswa, yang diharapkannya bisa menjadi jembatan menuju kesuksesan di masa depan.

“Mencari beasiswa bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang jaringan dan peluang yang datang bersamanya.” Ujarnya.

Selanjutnya, Danwei Gao, Ph.D membahas lingkungan literasi keluarga dan peran kebijakan bahasa dalam konteks urban.

“Lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada pengembangan keterampilan bahasa anak-anak, terutama di kota-kota besar.” Paparnya.

Prof. Dr. Bilal Aybakan kemudian melanjutkan dengan diskusi mengenai interaksi antara tantangan dan inovasi dalam pendidikan Islam.

“Inovasi tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang cara kita menyampaikan nilai-nilai Islam dalam pendidikan.” Jelasnya.

Prof. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd, menekankan pentingnya nilai-nilai dalam pendidikan Islam. Ia menyebutkan enam nilai utama: kecerdasan (al-‘alim), keadilan (al-‘adalah), kebaikan (al-mashlahah), kasih sayang (al-rahmah), hikmah, dan keutamaan (al-ihsan). “Nilai-nilai ini harus dijunjung tinggi agar pendidikan Islam bisa memberi dampak positif,” tuturnya.

Memanfaatkan Teknologi untuk Pembelajaran

Dalam sesi plenary kedua, Prof. Madya. Dr. Wan Marzuki Wan Jaafar mempresentasikan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran abad ke-21.

“Teknologi bukan hanya alat, tetapi harus menjadi bagian integral dalam pengembangan soft skill individu.” Jelasnya.

Dr. Agus Mukti Wibowo, M.Pd, melanjutkan dengan membahas potensi lingkungan sekitar sebagai faktor yang memengaruhi pendidikan.

“Lingkungan sekitar bisa menjadi sumber belajar yang kaya jika dimanfaatkan dengan baik.” Ungkap Dr. Agus.

Ulfah Muhayani, M.PP., Ph.D, berbicara tentang tantangan dan peluang pendidikan inklusif, terutama mengenai kultur sekolah.

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi semua siswa, tanpa memandang latar belakang mereka.” Ungkapnya.

Konferensi dengan Desain Baru

Faridatun Nikmah, M.Pd, selaku ketua pelaksana, menyatakan bahwa ICIED tahun ini memiliki desain yang berbeda.

“Tahun ini, kita tidak hanya mengadakan konferensi, tetapi juga kombinasi dari empat event, termasuk ASEAN Students Forum dan Book Launch.” Ujarnya.

Dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa, konferensi ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam penulisan riset.

“Saya melihat antusiasme mahasiswa yang luar biasa. Ini adalah langkah positif untuk pengembangan keilmuan.” Tambahnya.

Harapan untuk Masa Depan

Di akhir konferensi, Prof. Dr. Nur Ali, M.Pd, mengharapkan agar forum seperti ini bisa rutin diadakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di kawasan ASEAN.

“Kita perlu lebih banyak forum seperti ini untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.” Tuturnya.

Selain itu, rangkaian ICIED ke-9 akan melibatkan ASEAN Students Forum yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai negara, seperti Kamboja dan Brunei Darussalam. Acara ini diharapkan bisa memperkuat kolaborasi pendidikan di tingkat regional.

Konferensi ini menjadi platform penting untuk membahas isu-isu pendidikan terkini serta menginspirasi inovasi dalam pendidikan Islam di seluruh dunia. Dengan kehadiran para pakar, peserta diharapkan dapat membawa pulang pengetahuan dan ide baru yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di negara masing-masing. (rfr)

Baca Berita Terupdate lainnya melalui google news

Exit mobile version