Malang, Suaragong.com – Penyakit eklampsia tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu hamil di Kabupaten Malang. Hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, pada tahun 2023. Diketahui dari 22 kasus kematian ibu hamil, sembilan di antaranya disebabkan oleh penyakit eklampsia. Sementara pada tahun 2024, hingga pertengahan tahun, dari lima kematian ibu hamiliga orang di antaranya meninggal akibat komplikasi tersebut.
Penyakit Eklampisia Meneror Ibu Hamil di kabupaten Malang
Eklampsia adalah kondisi serius yang biasanya terjadi setelah preeklamsia, yakni gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang. Keadaan ini dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah persalinan. “Preeklamsia dapat dikenali dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg, adanya protein dalam urine, dan pembengkakan pada tungkai,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Malang, Gunawan Djoko Untoro, baru-baru ini.
Gunawan Djoko Untoro menambahkan bahwa sebagian besar kematian ibu hamil terjadi saat proses persalinan. “Sebanyak 11 ibu hamil meninggal saat melahirkan, dengan rincian sembilan orang pada tahun 2023 dan tiga orang pada tahun 2024,” tambahnya.
Namun demikian, secara keseluruhan, angka kematian ibu hamil di Kabupaten Malang menunjukkan penurunan. Pada tahun 2023, tercatat 22 kasus kematian ibu hamil, sedangkan pada 2024, hingga pertengahan tahun, jumlahnya hanya lima kasus.
Menekan Angka Kematian Ibu Hamil dan Melahirkan
Untuk menekan angka kematian ibu hamil, Pemerintah Kabupaten Malang, melalui Dinas Kesehatan, terus berupaya meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu serta anak. “Kami juga memperkuat pengendalian penyakit dan meningkatkan akses. Serta mutu pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kebijakan dari Bupati Malang,” ungkap Gunawan.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah penguatan program Antenatal Care (ANC) terpadu oleh tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas dan fasilitas kesehatan swasta. Dengan adanya pendekatan terpadu ini, diharapkan perawatan kesehatan selama kehamilan dapat lebih optimal.
“Kami juga mengadakan On Job Training (OJT) untuk tenaga medis di puskesmas dan klinik swasta, mengenai kegawatdaruratan maternal neonatal di rumah sakit,” tutup Gunawan. (Aye/Sg).
Baca Juga :Gaes !!! Eklampsia Dominasi Kematian Ibu Hamil di Kabupaten Malang