Malang, Suaragong.com – Kota Malang terkenal dengan beragam kuliner tradisionalnya yang tetap eksis. Meskipun zaman terus berkembang Nuansa Heritage tetap dipertahankan. Salah satu kuliner jadul yang masih bertahan hingga kini adalah es puter. Jajanan es tradisional yang dibuat dengan metode manual. Di tengah maraknya inovasi dalam produk makanan dan minuman, es puter tetap menjadi pilihan favorit bagi sebagian warga. Terutama mereka yang merindukan cita rasa otentik masa lalu.
Es Puter Sejak Djaman Doeloe (1980)
Salah satu penjual es puter yang terus mempertahankan tradisi ini adalah Yanto, pria yang telah berjualan es puter sejak tahun 1980. Yanto dengan setia menawarkan es puternya kepada pelanggan di sekitar Kota Malang. Tidak hanya soal cita rasa, es puter milik Yanto juga menawarkan pengalaman nostalgia bagi para pembelinya.
Setiap hari, Yanto berkeliling menjajakan dagangannya dengan gerobak es puternya, menyapa pelanggan dengan senyum ramah. “Saya jualan mulai muda sampai sekarang,” ucap Yanto dengan penuh kebanggaan. Meski sudah lebih dari 30 tahun berdagang, semangat Yanto tidak pernah surut. Ia tetap setia berjualan sejak pagi hingga malam hari, berusaha memenuhi keinginan para pelanggan setianya.
Es Puter dengan Rasa Alpukat dan Durian yang Unik
Yanto menawarkan dua varian rasa es puter, yakni alpukat dan durian, dua rasa yang digemari banyak orang. Es puter buatannya memiliki tekstur yang lembut dan kaya akan cita rasa alami dari bahan-bahan berkualitas. Yanto pun menjaga kualitas es puternya dengan cara tradisional, tanpa bahan pengawet atau tambahan zat kimia.
Satu porsi es puter alpukat dibanderol dengan harga Rp 15.000, sementara es puter durian dijual seharga Rp 20.000 per porsi. Harga yang relatif murah ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama di kalangan anak-anak dan para penikmat kuliner tradisional. Meskipun harganya terjangkau, kualitas dan rasa yang ditawarkan tetap terjaga.
Toping Tradisional yang Membuat Es Puter Semakin Lezat
Selain rasanya yang nikmat, es puter Yanto juga disajikan dengan beragam toping tradisional yang menambah kenikmatan, seperti mutiara dan roti tawar. Perpaduan antara es yang dingin dengan tekstur mutiara yang kenyal serta roti yang lembut memberikan pengalaman rasa yang unik dan menyegarkan. Bagi banyak orang, es puter Yanto menjadi pelengkap sempurna saat cuaca panas di Kota Malang.
Bertahan di Tengah Gempuran Zaman
Meski zaman telah berubah, es puter tradisional seperti yang dijual Yanto masih memiliki tempat di hati masyarakat. Yanto menyebutkan bahwa banyak pelanggannya yang kini sudah menjadi langganan tetap. “Banyak yang masih suka, terutama anak-anak. Mereka sering beli karena rasa dan kenangan,” ujarnya.
Es puter ini tidak hanya menjadi sekadar makanan penutup, tetapi juga simbol nostalgia bagi banyak orang yang pernah merasakan es puter saat masih kecil. Kehadiran Yanto di tengah hiruk-pikuk kota modern menjadi pengingat bahwa kuliner tradisional memiliki kekuatan untuk bertahan, bahkan di tengah gempuran inovasi. (Fat/Aye/Sg).