Batu, Suaragong – Desa Oro-oro Ombo di Kota Batu mengalami perubahan dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Yakni berubah dari kawasan pertanian tradisional menjadi pusat pariwisata modern yang berkembang pesat. Perubahan besar ini dimulai pada tahun 2008. Saat Batu Night Spectacular (BNS) dibangun di atas tanah desa yang dulunya digunakan untuk pertanian. Kini, desa ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Kota Batu, dengan berbagai fasilitas yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru.
Sebelum BNS hadir, Oro-oro Ombo adalah tempat yang tenang dengan lahan pertanian yang menghasilkan padi, jagung, dan buah-buahan. Desa ini memiliki suasana pedesaan yang damai, dengan jalan-jalan yang minim penerangan.
Namun, sejak BNS mulai beroperasi, desa ini berubah total. Keramaian yang dihadirkan oleh tempat wisata ini telah menarik banyak pengunjung. Selain itu, secara signifikan mempengaruhi kehidupan penduduk setempat.
Dalam waktu enam tahun sejak berdirinya BNS, Oro-oro Ombo telah mengalami ledakan pertumbuhan dalam sektor pariwisata. Dua hotel dan 93 homestay kini menghiasi desa ini, menggantikan lahan pertanian yang dulu mendominasi.
Tak hanya itu, berbagai warung makan, toko, dan restoran juga bermunculan. Hal ini menunjukkan respons positif masyarakat terhadap peluang baru ini. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan ekonomi desa. Tetapi juga memperbaiki infrastruktur dan fasilitas yang tersedia bagi pengunjung.
Jumlah penduduk Oro-oro Ombo juga meningkat drastis, dari sekitar 8.000 jiwa menjadi 11.000 jiwa. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh banyaknya pendatang yang datang untuk mencari pekerjaan di sektor pariwisata.
Desa Oro-oro Ombo Berubah Secara Signifikan
Perubahan ini membawa dampak signifikan bagi penduduk asli, yang sebagian besar beralih dari pekerjaan pertanian ke usaha penginapan dan layanan pariwisata. Profesi baru seperti makelar homestay juga berkembang. Karena menawarkan peluang ekonomi tambahan bagi mereka yang tidak memiliki lahan untuk membangun homestay sendiri.
Keberhasilan sektor pariwisata di Oro-oro Ombo juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Iuran bulanan yang dibayar oleh pemilik homestay digunakan untuk kepentingan desa. Seperti menyelenggarakan pertunjukan kesenian tahunan.
Ini tidak hanya memperkuat identitas budaya desa tetapi juga menarik lebih banyak wisatawan. Penduduk yang dulunya petani kini dapat menikmati hasil dari usaha pariwisata mereka. Sekaligus mendukung kegiatan budaya yang memperkaya pengalaman wisatawan.
Transformasi ini mengingatkan kita pada fenomena serupa di pedesaan China. Seperti yang dibahas dalam studi Xianghong Feng tentang perubahan sosial dan ekonomi melalui pariwisata. Seperti halnya komunitas Miao yang beralih dari buruh tani menjadi pelaku industri pariwisata kecil, masyarakat Oro-oro Ombo juga menunjukkan bagaimana sektor pariwisata dapat merubah kehidupan desa secara signifikan.
Baca juga: Serunya Paralayang di Batu. Pj. Gubernur: Wajib Coba!
Perubahan yang terjadi di Desa Oro-oro Ombo memberikan pelajaran berharga tentang adaptasi dan inovasi dalam menghadapi perubahan besar. Dari kawasan pertanian yang sepi, desa ini kini berkembang menjadi pusat pariwisata yang dinamis. Sehingga mengubah cara hidup dan mata pencaharian penduduknya.
Adanya transformasi ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga tentang bagaimana komunitas dapat memanfaatkan peluang baru untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. (Ind/rfr)