SUARAGONG.COM – Perayaan meriah dan nuansa khas merah keberuntungan masyarakat tionghoa pada tahun baru Imlek terlihat pada klenteng Eng An Kiong. Bisa dilihat bagaimana kepadatan warga yang akan bersembahyang di klenteng untuk merayakan tahun baru Imlek. Di tahun ini ditandai sebagai tahun ular kayu, Sebuah tahun yang mana Menjadi sebuah harapan bagi banyak orang untuk mendapatkan rezeki dan keberuntungannya yang digambarkan sebagai awal musim semi.
Diketahui ratusan hingga ribuan masyarakat telah datang di klenteng ini. Beberapa ada yang sembayang dan ada juga yang ingin sekedar menikmati suasana perayaan Imlek tahun ini. Salah satu nya adalah bapak , ia berkunjung untuk menikmati bagaimana suasana ramai klenteng di perayaan ini.
Ketua pengawas dan pengurus klenteng En Ang Kiong yaitu bapak Herman Subianto Menjelaskan bahwa Imlek tahun ini bukanlah hari raya keagamaan sebelumnya. Karena hal ini berkaitan dengan sejarah dahulu sebelum tionghoa di tetapkan sebagai agama ketika masuk dalam tahun masehi. Perayaan ini sudah ada dari zaman kerajaan china dahulu, dimana pada raja saat itu menentukan tanggalan 1 bulan 1 sebagai peringatan perayaan imlek ini.
“Jadi ini bukan perayaan keagamaan dahulunya sebelum Masehi”, Ujar Subianto
Ia juga menjelaskan makna di tahun ular kayu ini yang menjadi tanda awal musim semi. Terlihat dari musim yang sering hujan menjadikan momen yang cocok untuk bertani atau diibaratkan memulai bisnis. Perhitungan tahun Imlek sendiri mengikuti putaran bulan dan bukan ikut putaran matahari layaknya hitungan tahun masehi.
Pak Subianto Menjelaskan jika beberapa shio akan berhasil atua beruntung di tahun ini. SImbol ular yang bisa dimaknai sebagai keberhasilan. Namun ada beberapa Shio juga yang bertentangan atau engga hoki untuk di tahun ini adalah shio macan, babi, dan Tikus.
“Ada 3 Shio yang sekiranya kurang beruntung atau berhasil di tahun ini yang bertentangan dengan ular, yaitu Macan, Babi dan Tikus” Jelas Pak Subianto
Baca Juga : Sambut Tahun Baru 2025: Pemkot Batu Gelar Doa Bersama, Pasar Rakyat & Penampilan Niken Salindry
Untuk intensitas pengunjung sendiri klenteng ini memang ramai di momen seperti ini, jelas pak subianto. Tapi untuk hari biasa juga tidak jauh beda karena disini pengunjung datang dan pergi mulai dari pagi hingga sore. Jadi dipastikan klenteng tidak pernah sepi. Semua orang bisa sembayang dari jam berapapun.
Untuk sembayang disana, Pertama Tama Sebelum memasuki Klenteng para pengunjung yang ingin berdoa harus berdoa terlebih dahulu di depan. Pak subianto menjelaskan bahwa itu doa yang dilakukan didepan tersebut merupakan doa atau penghormatan terhadap tuhan yang maha esa. Mengartikan kita berdoa untuk kerajaan di surga sana.
Di Klenteng Eng An Kiong sendiri ada acara doa atau sembayang bersama yang dimulai pada 11.00. sampai selesai. (Aye)
Baca Juga Artikel berita Lain dari Suaragong di Google News
MALANG, SUARAGONG.COM - Di balik gemerlap dunia media Jawa Timur, terdapat sosok inspiratif yang tak…
BATU, SUARAGONG.COM - Waspada penyakit diabetes yang kini diketahui bukan hanya menyerang kaum dewasa atau…
Batu, Suaragong.com – Pj. Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas…
Batu, Suaragong.com - Penjabat (Pj.) Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mengawali kegiatan dengan melakukan…
MALANG, SUARAGONG.COM - Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) resmi meluncurkan toko merchandise bertema hukum,…
Kabupaten Malang, SUARAGONG.COM - Ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Sebab, ratusan…