Malang, Suaragong – Proses pendaftaran calon Wali Kota Malang periode 2024-2029 diwarnai insiden yang tak terduga pada Rabu, 28 Agustus 2024. Kericuhan terjadi antara sejumlah wartawan dengan petugas keamanan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB, saat para kandidat dan pendukungnya mulai berdatangan untuk mendaftarkan diri.
Situasi menjadi tegang ketika para wartawan, yang telah hadir sejak pagi untuk meliput proses pendaftaran, tidak diizinkan masuk ke dalam area kantor KPU. Akses masuk bagi wartawan ditutup total oleh petugas keamanan, yang berdalih bahwa langkah tersebut dilakukan demi menjaga ketertiban dan kelancaran proses pendaftaran. Namun, keputusan ini memicu kekecewaan dan protes dari para jurnalis yang merasa hak mereka untuk meliput peristiwa penting tersebut dihalangi.
Para wartawan yang merasa diperlakukan tidak adil, segera berusaha melakukan negosiasi dengan petugas keamanan. Namun, upaya ini awalnya tidak membuahkan hasil, sehingga situasi di depan kantor KPU semakin memanas. Beberapa wartawan bahkan sempat berteriak menuntut kejelasan dan alasan lebih lanjut dari penutupan akses tersebut. Mereka menegaskan bahwa kehadiran mereka bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk memenuhi hak publik mendapatkan informasi yang akurat dan up-to-date mengenai proses demokrasi di kota Malang.
“Ini adalah pelanggaran terhadap kebebasan pers dan transparansi dalam proses politik. Kami datang untuk melaksanakan tugas jurnalistik, dan tidak seharusnya dihalangi seperti ini.” Ujar salah satu wartawan yang enggan disebutkan namanya.
Kejadian ini juga menarik perhatian para pendukung calon yang sedang berkumpul di sekitar kantor KPU. Beberapa dari mereka terlihat mendukung para wartawan dengan berteriak meminta petugas keamanan agar mengizinkan media masuk. Di sisi lain, petugas keamanan tetap bersikukuh mempertahankan penutupan akses, menunggu arahan lebih lanjut dari pihak penyelenggara.
“Kami kesini untuk meliput berita, kalau tidak diizinkan masuk yasudah silahkan liput saja sendiri beritanya.” Kata wartawan lain mengungkapkan protesnya.
Setelah beberapa waktu bersitegang, akhirnya para wartawan berhasil menekan petugas keamanan dengan mengancam akan memboikot peliputan proses pendaftaran tersebut jika mereka terus dihalangi. Ancaman ini tampaknya cukup efektif, karena tidak lama kemudian akses bagi wartawan dibuka kembali, meskipun dengan pengawasan yang lebih ketat dari petugas keamanan.
Baca juga : Abah Anton-Dimyati Daftar Pilkada Kota Malang, Didampingi Ratusan Pendukung!
Ketika akhirnya diizinkan masuk, para wartawan segera menuju ke lokasi pendaftaran untuk melakukan peliputan. Meski demikian, suasana di dalam kantor KPU masih terasa tegang, dengan beberapa petugas keamanan yang terlihat lebih waspada terhadap aktivitas para jurnalis. Di sisi lain, proses pendaftaran calon wali kota tetap berjalan sesuai jadwal, meskipun sempat terhambat oleh insiden ini.
Meski insiden ini sempat memanaskan suasana, proses pendaftaran calon wali kota akhirnya dapat berjalan dengan lancar. Para wartawan juga berhasil melaksanakan peliputan berita dengan baik dan lancar. (fai/rfr)