MALANG, SUARAGONG.COM – Gunung Semeru mengalami erupsi sebanyak 10 kali pada hari pertama Tahun Baru 2025, Rabu (1/1/2025). Erupsi terjadi sejak pukul 01.00 WIB hingga 18.30 WIB. Situasi ini mendorong Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) memperpanjang penutupan sementara jalur pendakian dari yang sebelumnya direncanakan hingga 16 Januari 2025 menjadi 19 Januari 2025.
Erupsi Gunung Semeru di Awal Tahun 2025: Jalur Pendakian Ditutup Sementara
Keputusan ini didasarkan pada arahan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk menjaga keselamatan masyarakat dari potensi bencana alam, terutama akibat cuaca ekstrem.
“Kami mengimbau masyarakat terus memantau informasi resmi terkait perkembangan situasi Gunung Semeru,” tulis BB TNBTS dalam unggahan di Instagram mereka, Rabu (1/1/2025).
Menurut laporan Pos Pengamatan Gunung Semeru, erupsi pertama terjadi pukul 01.12 WIB, sementara erupsi terakhir tercatat pada pukul 18.27 WIB. Dari 10 erupsi tersebut, hanya satu yang visual letusannya terlihat, yakni pukul 05.20 WIB, dengan tinggi kolom letusan mencapai 500 meter dan arah abu menuju barat daya.
“Erupsi terakhir terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik. Visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut,” ungkap Mukdas Sofian, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Semeru pada level waspada. Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga delapan kilometer dari puncak. Larangan serupa berlaku dalam radius tiga kilometer dari kawah untuk menghindari lontaran batu pijar.
Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat
Selain Gunung Semeru, Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Yang juga mengalami erupsi pada malam pergantian tahun, Selasa (31/12/2024). Kolom abu vulkanik setinggi 500 meter terpantau condong ke arah timur laut. Dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 28 detik.
PVMBG menetapkan status Gunung Marapi pada level II (waspada) dan mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek. Potensi bahaya seperti lahar juga perlu diwaspadai, terutama di musim hujan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Dian Indriati, menyebut jalur pendakian ke Gunung Marapi dan gunung lain di sekitar Sumatera Barat ditutup selama libur Natal dan Tahun Baru 2025.
“Kami bekerja sama dengan pemerintah nagari setempat dan masyarakat untuk mengawasi pendaki liar yang mencoba naik,” jelasnya.
Baca Juga :Cegah Macet, Wisata Gunung Bromo Akan Terapkan Sistem Buka Tutup Selama Nataru
Monumen Peringatan Korban Erupsi Gunung Marapi
BKSDA Sumbar bersama keluarga korban erupsi berencana membangun monumen peringatan di depan pusat informasi Taman Wisata Alam Gunung Marapi. Monumen ini bertujuan menghormati korban erupsi pada Desember 2023. Di mana telah menewaskan 24 pendaki dan sebagai pengingat masyarakat akan bahaya erupsi gunung api.
“Monumen ini adalah bentuk penghormatan. Sekaligus pengingat bagi masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi erupsi,” ujar Dian Indriati. (Aye)
Baca Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News.