MALANG, SUARAGONG.COM – Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel di Malang adalah salah satu simbol sejarah dan budaya yang kaya di kota ini. Gereja yang berdiri sejak 1861 ini bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu perkembangan kota Malang dan perubahan zaman yang telah berlangsung selama lebih dari 160 tahun. Sebagai gereja tertua di Malang, GPIB Immanuel telah memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat setempat, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun budaya.
Sejarah Berdirinya GPIB Immanuel
GPIB Immanuel Malang didirikan oleh misi Belanda di Indonesia pada abad ke-19, ketika wilayah Malang masih berada di bawah pemerintahan kolonial. Gereja ini merupakan bagian dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB), yang sebelumnya dikenal dengan nama Nederlandsch Indische Kerk (NIK). Gereja ini dibangun pada tahun 1861, atas inisiatif dari misi Belanda yang melihat pentingnya mendirikan gereja untuk melayani komunitas Kristen di wilayah tersebut.
Pada awalnya, gereja ini berfungsi sebagai tempat ibadah bagi warga Belanda dan orang-orang Eropa lainnya yang tinggal di Malang. Seiring berjalannya waktu, GPIB Immanuel mulai berkembang dan membuka pintu bagi masyarakat pribumi yang tertarik untuk mengenal ajaran Kristen. Hal ini menjadikan gereja ini bukan hanya sebagai tempat ibadah bagi komunitas Eropa, tetapi juga sebagai simbol persatuan antar berbagai etnis dan lapisan sosial di Malang.
Baca juga: Pj. Wali Kota Batu Terima Audiensi Pengurus Badan Musyawarah Antar Gereja
Arsitektur dan Keindahan GPIB Immanuel
Salah satu daya tarik utama dari GPIB Immanuel adalah bangunan gereja yang bersejarah. GPIB Immanuel memiliki arsitektur yang khas, dengan sentuhan gaya Eropa yang dipengaruhi oleh desain gereja-gereja Protestan pada masa itu. Bangunan gereja ini menampilkan perpaduan antara gaya arsitektur klasik Eropa dengan elemen-elemen lokal yang membuatnya sangat unik.
Gereja ini didominasi oleh warna putih yang memberi kesan anggun dan suci. Menara gereja yang menjulang tinggi dengan salib di puncaknya menjadi simbol kehadiran Kristus yang hadir di tengah masyarakat. Di bagian dalam, terdapat ornamen-ornamen yang menggambarkan sejarah dan ajaran agama Kristen, serta kursi-kursi kayu yang nyaman bagi jemaat yang datang untuk beribadah.
Tidak hanya itu, salah satu hal yang membuat GPIB Immanuel semakin istimewa adalah kaca patri yang menghiasi jendela-jendelanya. Kaca patri ini menggambarkan kisah-kisah Alkitab dan menjadi salah satu fitur seni yang tak ternilai harganya. Keindahan arsitektur ini menjadikan GPIB Immanuel sebagai salah satu tempat wisata religi di Malang, yang juga sering dikunjungi oleh wisatawan dari luar kota maupun luar negeri.
Baca juga: Pelestarian Budaya di Tengah Modernisasi
Peran GPIB Immanuel dalam Masyarakat Malang
GPIB Immanuel tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat Malang. Gereja ini telah lama menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan sosial di Malang. Berbagai kegiatan sosial dan budaya sering diadakan di sini, seperti pertemuan komunitas, konser musik rohani, dan kegiatan amal untuk membantu sesama.
Selain itu, GPIB Immanuel juga dikenal dengan kegiatan pendidikan yang mendukung perkembangan spiritual jemaat dan masyarakat umum. Di masa lalu, gereja ini turut mendirikan sekolah-sekolah yang memberikan pendidikan bagi anak-anak di sekitar gereja. Hingga kini, gereja ini masih aktif dalam kegiatan pengajaran dan pembinaan rohani untuk para jemaatnya melalui berbagai program seperti sekolah Minggu dan kelompok persekutuan.
GPIB Immanuel juga berperan dalam menjaga keberagaman dan toleransi antar umat beragama di Malang. Gereja ini secara aktif terlibat dalam kegiatan lintas agama yang mempererat hubungan antar umat beragama di kota tersebut. Sebagai salah satu gereja yang memiliki sejarah panjang, GPIB Immanuel menjadi tempat yang dihormati oleh banyak pihak dan menjadi simbol toleransi dan kedamaian di tengah keragaman budaya yang ada di Malang.
Baca juga: Gereja Unik di Roma Dihiasi 4.000 tengkorak
Peringatan Sejarah dan Perayaan
GPIB Immanuel Malang sering merayakan momen-momen penting yang tidak hanya terkait dengan kehidupan gereja, tetapi juga dengan sejarah dan budaya kota Malang. Setiap tahun, gereja ini mengadakan perayaan hari ulang tahun gereja yang biasa dirayakan dengan meriah. Pada perayaan tersebut, selain ibadah bersama, sering diadakan berbagai kegiatan sosial dan budaya yang melibatkan jemaat dan masyarakat setempat.
Tak hanya itu, GPIB Immanuel juga menjadi tuan rumah bagi acara-acara penting lainnya, seperti seminar-seminar rohani, konser musik gereja, dan acara bakti sosial. Perayaan-perayaan tersebut tak hanya menjadi ajang ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan antar umat Kristen dan masyarakat Malang secara keseluruhan.
Baca juga: PMI Sasar Jemaat Gereja. Kenapa?
Tantangan dan Harapan
Sebagai gereja yang sudah berdiri lebih dari satu abad, GPIB Immanuel tidak lepas dari tantangan zaman. Salah satunya adalah bagaimana gereja ini dapat mempertahankan relevansinya di tengah perkembangan zaman yang begitu cepat. Terlebih, dengan banyaknya generasi muda yang semakin sibuk dengan kehidupan modern dan teknologi, menjaga semangat keagamaan dan tradisi gereja menjadi tantangan tersendiri.
Namun, GPIB Immanuel terus berupaya untuk menjawab tantangan ini dengan memperkenalkan ajaran Kristen secara relevan bagi generasi muda melalui program-program yang menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, gereja ini juga terus berkomitmen untuk menjaga keberagaman, mempererat hubungan antar umat beragama, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Malang.
GPIB Immanuel Malang adalah gereja yang tidak hanya memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi, tetapi juga menjadi pusat spiritual, sosial, dan budaya di kota Malang. Dengan usia yang sudah lebih dari 160 tahun, gereja ini tetap menjaga tradisi dan warisan sejarahnya, sambil beradaptasi dengan kebutuhan zaman. GPIB Immanuel bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga simbol keharmonisan dan toleransi antar umat beragama, serta bukti kuatnya peran agama dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. (Ind)