Site icon – Malang Raya

Gaes !!! Viral, Video Kontroversi Mama Ghufron

Viral, Video Kontroversi Mama Ghufron (Media Suaragong)

Viral, Video Kontroversi Mama Ghufron (Media Suaragong)

Malang, Suaragong Sebuah video ceramah dari Mama Ghufron Al-Bantani, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Uniq Nusantara, Kabupaten Malang, menjadi perbincangan hangat di media sosial akhir-akhir ini. Video tersebut menampilkan klaim bahwa Mama Ghufron dapat berkomunikasi dengan berbagai makhluk mulai dari para nabi hingga malaikat maut.

Namun, pengurus Ponpes dengan tegas membantah klaim kontroversial tersebut. Menurut Ubad Aminullah, Kepala Diniyah Yayasan Ponpes Uniq Malang, pernyataan tersebut adalah fitnah belaka.

“Mama Ghufron tidak pernah mengklaim dapat berbicara dengan malaikat atau makhluk lainnya seperti yang disebutkan. Ini adalah propaganda yang disusupi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Ubad.

Ubad menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Mama Ghufron sebenarnya adalah mengenai keberadaan malaikat yang selalu mengawasi manusia, sesuai dengan ajaran Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d Ayat 11.

“Komunikasi dengan sang Pencipta dan kasih sayang kepada makhluk-Nya seperti semut adalah pelajaran moral untuk menghormati kehidupan di sekitar kita,” tambahnya.

Dalam menanggapi video tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang, KH. Fadhol Hija, mengakui bahwa isu ini sedang dalam proses penelitian lebih lanjut. MUI telah melakukan klarifikasi terhadap video tersebut untuk memastikan kebenarannya. Meskipun demikian, kunjungan ke Ponpes Uniq Nusantara belum menghasilkan kejelasan signifikan mengenai klaim yang tersebar luas di media sosial.

“Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyelidiki lebih lanjut klaim yang terdapat dalam video tersebut,” kata Kiai Fadhol.

Namun, kunjungan tersebut tidak memungkinkan pertemuan langsung dengan Mama Ghufron, yang hanya diwakili oleh para santri dan juru bicaranya.

Kontroversi ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian dalam menyebarkan informasi di era media sosial, serta perlunya penelitian dan klarifikasi lebih lanjut sebelum membuat kesimpulan. MUI dan pihak terkait terus berupaya untuk menelusuri kebenaran di balik klaim yang memicu perdebatan luas ini. (nif/rfr)

Exit mobile version