Malang, Suaragong.com – Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang Suwaji menyebut, terdapat kurang lebih 19 ribu anak putus sekolah. Di jenjang SD dan SMP di Kabupaten Malang. Pernyataan ini disampaikan Suwaji saat ditemui di Pendopo Panji Kabupaten Malang belum lama ini. Suwaji mengatakan, alasan anak putus sekolah itu bermacam-macam. Ada yang karena drop out (DO), lulus tidak melanjutkan, maupun belum pernah bersekolah (BPB).
“Baik mereka karena drop out, lulus tidak melanjutkan, maupun alasan lain seperti masuk pondok dan sebagainya,” katanya.
Kendati demikian, untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, telah membentuk tim satuan tugas sapu bersih anak tidak sekolah (satgas saber ATS). Agar anak-anak yang tidak sekolah itu, bisa memperoleh ijazah.
Suwaji melanjutkan, khusus anak yang usianya masih usia formal, maka akan diarahkan masuk ke sekolah formal. Namun yang usianya sudah melebihi usia sekolah formal, maka ia akan diarahkan masuk ke pendidikan kesetaraan.
“Nanti bisa melalui paket A, paket B, maupun paket C,” katanya.
“Sesuai jenjang ijazah pendidikan yang belum dia miliki,” lanjut pejabat eselon II B Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang itu.
Tidak hanya soal itu, anak tersebut juga mendapatkan bantuan pendidikan jika anak tersebut putus sekolah karena terkendala ekonomi. Sehingga anak yang putus karena ekonomi, diberikan bantuan pembiayaan dan kemudian, anak tersebut juga akan dijadikan sebagai anak asuh.
“Nanti kami jadikan anak asuh dari beberapa OPD termasuk saya, pak Sekda, pak Bupati dan seluruh OPD akan menjadi bapak asuh. Ini bagian dari penanganan anak tidak sekolah karena faktor ekonomi di Kabupaten Malang,” pungkasnya. (nif).