Malang, Suaragong – Selama 10 tahun terakhir, angka kemiskinan Kota Malang berhasil turun nih, gaes! Dan ini bukan cuma kebetulan, lho! Kira-kira apa aja sih yang bikin tingkat kemiskinan di Kota Malang ini menurun dalam 10 tahun terakhir?
Baca juga : Apresiasi Kinerja Wahyu Hidayat di Triwulan Ketiga
Upaya Pemkot Malang Menurunkan Kemiskinan Dalam 10 Tahun Terakhir
1. Pertama, Pemkot Malang rajin ngumpulin data yang akurat lewat aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKTSAM), jadi bantuan bisa lebih tepat sasaran.
2. Kedua, mereka berhasil ngendalikan harga komoditas yang sering bikin inflasi naik, kayak beras, minyak goreng, dan cabai.
3. Nggak cuma itu, dukungan buat UMKM lokal dan ekonomi kreatif juga gede banget. Pemerintah dorong banget biar produk lokal jadi prioritas dalam pengadaan barang dan jasa.
Semua upaya ini bikin warga Malang yang dulunya kesulitan, sekarang punya akses lebih baik buat ningkatin kesejahteraan mereka. Makanya, nggak heran kalau tingkat kemiskinan di kota ini terus turun selama dekade terakhir!
Angka kemiskinan di kota ini ternyata turun ke titik terendah dalam sepuluh tahun terakhir. Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, baru aja ngumumin berita ini di Kantor BPS, Kamis (1/8/2024).
Menurut Umar, jumlah penduduk miskin di Malang turun dari 37,78 ribu jiwa pada Maret 2023 jadi 34,84 ribu jiwa pada Maret 2024. Ini artinya ada penurunan angka kemiskinan dari 4,26% jadi 3,91%. Wah, keren kan? Bahkan, Malang sekarang jadi kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jawa Timur.
“Angka ini menjadikan Kota Malang sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah kedua di Jawa Timur.” Jelas Umar.
Terbantu dengan Adanya PDKTSAM
Kok bisa sih? Ternyata, ada beberapa faktor yang bikin angka kemiskinan turun. Salah satunya adalah adanya basis data yang lebih akurat melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKTSAM). Data ini membantu pemerintah buat ngasih bantuan ke orang-orang yang bener-bener membutuhkan.
Selain itu, Pemkot Malang juga sukses dalam ngendalikan harga-harga komoditas yang sering bikin inflasi. Plus, mereka juga kasih dukungan besar buat UMKM lokal dan ekonomi kreatif di kota ini.
“Juga dengan keberpihakan Pemerintah Kota Malang terhadap UMKM lokal tentang prioritas penggunaan produk usaha mikro, kecil dan menengah serta pelaku ekonomi kreatif dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.” Tuturnya.
Tapi, meski angka kemiskinan udah turun, Umar ngingetin kalau masih ada dimensi lain yang perlu diperhatiin, seperti tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Kabar baiknya, indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di Malang juga turun signifikan, artinya kesejahteraan penduduk semakin baik.
Apresiasi Wahyu Hidayat
Di sisi lain, Penjabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, juga kasih apresiasi buat pencapaian ini. Meski Malang alami deflasi sebesar -0,01% di bulan Juli 2024, Wahyu tetap ingetin semua pihak untuk waspada sama gejolak harga komoditas yang bisa pengaruhi inflasi.
“Tentu kita harus tetap waspada, sebab dalam Rakornas TPID hari Senin lalu disebutkan beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras dan cabai rawit mengalami kenaikan harga.” Tukasnya.
Pemkot juga bakal ambil langkah-langkah antisipasi biar harga-harga tetap stabil, kayak kerja sama sama Pemkab Lumajang buat jaga pasokan cabai rawit, dan pemantauan harga komoditas di pasar-pasar. (rfr)