Malang,suaragong.com – Setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan berbagai tradisi unik yang telah diwariskan turun temurun. Di Indonesia, khususnya di Dusun Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, perayaan ini diramaikan dengan pawai obor dan arak-arakan gunungan hasil bumi yang diikuti oleh ratusan warga.
Tradisi Merayakan Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW di Desa Tegalrejo
Perayaan Maulid Nabi yang jatuh pada 22 September 2024 lalu, menjadi momen yang dinantikan oleh masyarakat Desa Tegalrejo. Wigiyanto, Sekretaris Desa sekaligus Ketua Panitia Pelaksana, menjelaskan bahwa acara ini telah menjadi tradisi yang sangat penting bagi warga setempat. “Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ini kami rangkai dengan pawai obor dan arak-arakan hasil bumi berupa sayur-mayur, buah-buahan, serta snack. Pada bagian gunungan itu juga tertancap pecahan uang kertas yang dirangkai dengan sebilah bambu. Pesertanya mencapai sekitar 500 orang,” jelas Wigiyanto pada Ahad (22/9/2024).
Tradisi ini tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tetapi juga memiliki tujuan untuk memperkuat iman dan mempererat tali silaturahmi antarwarga. Arak-arakan gunungan yang terbuat dari hasil bumi seperti sayuran dan buah-buahan menjadi simbol syukur atas berkah yang diterima, sementara pawai obor melambangkan cahaya Islam yang terus menyinari kehidupan umat.
Pawai dalam Perayaan Maulid Nabi : Arak Hasil Bumi
Acara ini dimulai dengan Kades Tegalrejo Budi Purnomo sebagai pembuka pawai, didampingi tokoh masyarakat, tokoh agama, serta aparat keamanan seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Rangkaian kegiatan berlangsung meriah hingga malam hari, berakhir pukul 21.30 WIB, kemudian dilanjutkan dengan sholawatan dan tausiah di Masjid Al-Amin.
Selain menjadi momentum spiritual, Maulid Nabi juga memiliki fungsi sosial penting bagi warga Tegalrejo. “Acara ini dirangkai dengan sangat meriah, bahkan lebih besar dari acara karnaval HUT Kemerdekaan RI yang ke-79. Karena ini adalah peringatan keagamaan yang sangat dihormati di desa kami,” tambah Wigiyanto.
Tradisi Yang Melekat di Hati Masyarakat
Warga Tegalrejo mayoritas beragama Islam, dan tradisi Maulid Nabi menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Setiap tahun, perayaan ini dijadikan sarana untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara warga desa. Berkat dukungan penuh dari masyarakat dan panitia, acara ini berjalan dengan sukses dan penuh suka cita.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tegalrejo bukan hanya sebatas peringatan agama, tetapi juga sebagai cerminan budaya lokal yang memperlihatkan bagaimana tradisi Islam dapat dipadukan dengan kearifan lokal seperti arak-arakan hasil bumi. Tradisi ini juga menjadi ajang untuk mengenang teladan dan ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengedepankan persatuan dan kasih sayang antar sesama umat manusia. (sur).