Peristiwa

Gaes !!! 648 Warga di Kabupaten Malang Derita Bibir Sumbing dan Celah Langit-langit

Malang, SuaragongRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Malang mencatat, 648 orang di Kabupaten Malang menderita bibir sumbing dan celah langit-langit. Mereka yakni mulai dari bayi, balita, anak remaja hingga dewasa. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Kanjuruhan Malang, dr Bobi Prabowo, menyebutkan, namun yang paling banyak ditemui menderita bibir sumbing ini adalah para petani dan wiraswasta.

“Karena petani itu dulu suka menggunakan pestisida. Sehingga pestisida itu bisa menumpuk di dalam kulit lantaran tidak menggunakan sarung tangan sehingga menyebabkan mutasi sel pada manusia. Kemudian menyumbang angka bibir sumbing,” kata Bobi saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Jumat (20/9/2024) Tadi.

Tren Bibir Sumbing dan Celah Langit-Langit Di Kabupaten Malang

Sedangkan wiraswasta, lanjut Bobi, itu karena kekurangan konsumsi nutrisi asam folat. Jika konsumsi asam folat itu turun, hal itu bisa menyebabkan bibir sumbing dan celah langit-langit. “Wiraswasta ini kan ada yang berhasil, sukses lalu kaya. Tetapi tidak sedikit yang gagal. Maka disitu konsumsi nutrisinya khususnya asam folat turun,” jelasnya. Sehingga bisa menyebabkan bibir sumbing.

Selain di atas, ada juga lantaran keturunan (genetik). Unsur keturunan yang mempengaruhi sifat dan karakteristik seseorang ini tidak bisa diotak atik. Kecuali lantaran kekurangan konsumsi nutrisi asam folat maka itu bisa diobati.

Ibu Hamil Harus Rajin Ke Posyandu

Kendati demikian, Bobi berpesan, agar para ibu hamil rajin-rajinlah pergi ke posyandu, supaya diberikan nutrisi dan vitamin yang isinya adalah asam folat. “Kalau asam folat itu rendah, prevalensi bibir sumbing dan celah lelangit akan tinggi,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama Bobi Prabowo menambahkan, selain faktor keturunan, hal yang bisa menyebab bibir sumbing juga adalah rokok dan alkohol. Sehingga dari riset itu, untuk menurunkan angka tersebut adalah, melalui pendekatan kewilayahan.

“Kita petakan kecamatan mana yang paling tinggi, dan misalkan golongan petani paling banyak, nanti kita ngomong ke akademisi, suapaya golongan pestisida apa yang boleh dipakek? Sehingga bisa mengurangi angka itu dan bisa mengetahui kandungannya apa? Sehingga kita perbaiki,” pungkasnya. (nif).

Admin

Recent Posts

Pengawal Demokrasi Diabadikan: Dokumentasi Peran Pengawas Pemilu dalam Buku Perdana

BATU, SUARAGONG.COM - Peran para Pengawal Demokrasi yang tergabung dalam pengawas pemilu untuk pertama kalinya,…

12 hours ago

Gelar ICMESSE 2024 Poktekad Catatkan Sejarah Baru

Batu, Suaragong.com - Mencatat sejarah baru Seminar internasional bertema "The 1st International Conference On Military…

12 hours ago

Peringati HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional, Bupati Malang Kunjungi SMK Islam Kalipare

, SUARAGONG.COM - Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., yang akrab disapa Abah Sanusi,…

1 day ago

Dufan Destinasi Wisata Agro Malam Hari Terbaru di Kota Batu

BATU,SUARAGONG.COM - Kota Wisata Batu (KWB) selama ini dikenal dengan keindahan alam dan potensi agrowisatanya,…

1 day ago

Siswi di Kota Malang Terima Vaksinasi HPV

MALANG, SUARAGONG.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang memberikan Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV). Tindakan ini sebagai…

2 days ago

Polsek Ngantang Tindak Lanjut Kasus Penemuan Bayi, Upaya Temukan Orang Tua

BATU, SUARAGONG.COM - Polsek Ngantang Polres Batu kembali menunjukkan tanggung jawab dan kepedulian dalam melayani…

2 days ago