Malang, Suaragong – Selama Januari hingga Juni 2024, ada lima pemohon SIM D dari penyandang disabilitas yang mengajukan permohonan. Mayoritas dari mereka adalah penyandang tunadaksa, seperti yang dijelaskan oleh Kanitregident Satlantas Polres Malang, Iptu Achmad Akromsyah.
“Kebanyakan yang kakinya diamputasi atau kaki yang panjang sebelah.” Kata Akrom saat dikonfirmasi.
Akrom menjelaskan bahwa syarat untuk membuat SIM D sama seperti pembuatan SIM lainnya. Perbedaannya cuma di kendaraan yang digunakan oleh pemohon difabel, yang sudah dimodifikasi sesuai kebutuhan mereka.
“Bisa menggunakan kendaraan masing-masing, karena sudah menyesuaikan dengan kondisi tubuhnya.” Jelasnya.
Syarat umum lainnya untuk mengajukan SIM D antara lain berusia minimal 17 tahun dan memiliki KTP. Pemohon juga harus mengikuti ujian teori dan praktek, termasuk tes kesehatan dan psikologi, sama seperti pengurusan SIM lainnya.
“Lintasannya juga tidak ada perbedaan, sama dengan pembuatan SIM model lain.” Tambah Akrom.
Baik di Satpas Singosari maupun Satpas Tegaron, Kepanjen, sudah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan disabilitas. Ada tempat parkir khusus difabel, loket untuk difabel, toilet, ruang tunggu, dan kursi untuk pemohon yang membutuhkan.
“Itu semua ada di satpas kami dan tentunya tak hanya di sini saja, karena seluruh satpas di Indonesia melakukan hal yang sama.” Imbuhnya.
Oh iya, buat kalian yang mau tahu biaya pembuatan SIM D, harganya Rp50 ribu untuk SIM baru dan Rp30 ribu untuk perpanjangan SIM D. Jadi, teman-teman yang butuh SIM D bisa segera mengajukan tanpa khawatir soal biaya.
Baca juga : Proyek SPAM Bantu Atasi Krisis Air Bersih di Klepu
Nah gaes, itu tadi info seputar penyandang disabilitas yang mengajukan permohonan SIM D di Malang. Semoga dengan fasilitas dan pelayanan yang semakin baik ini, teman-teman penyandang disabilitas di Malang bisa lebih mudah mendapatkan SIM D dan tetap bisa berkendara dengan aman dan nyaman. (nif/rfr)